oleh Ustadzah Raudloh Quds Mustofa
Setiap rumahtangga yang ingin selalu dinaungi rahmat oleh Allah SWT,
semua anggotanya harus selalu berusaha menggapai ridloNya. Hal apa saja
yang membuat Allah ridlo, harus senantiasa diupayakan untuk dilaksanakan
semaksimal dan sebaik mungkin. Dan hal apa saja yang membuat Allah
murka, hendaknya diupayakan untuk dihindari dengan kesungguhan yang
nyata.
Seseorang yang berniat membina rumahtangga, hendaknya mempersiapkan diri
untuk mengemban amanah dari Allah. Amanah tersebut tidaklah ringan dan
akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Isteri dan anak adalah
amanah utama bagi seorang suami. Apa yang dilakukan isteri dan anak,
suami ikut mendapat imbalannya. Jika amal bagus, maka ia akan ikut
mendapat pahala. Jika amal tidak baik, maka ia akan ikut mendapat
dosanya.
Seorang kepala keluarga juga seharusnya bisa mengendalikan
rumahtangganya di jalan Allah. Apa yang diberikannya untuk anak isteri,
apa yang diajarkannya kepada anak-anaknya tentang kebajikan, apa yang
dilakukannya di luar rumah dan apa yang menjadi tujuan hidupnya haruslah
di jalan yang diridloi Allah.
Memberi nama yang baik, memberi pendidikan yang Islami, memcari rizki
yang halal adalah contohnya. Mengajari anak kebajikan sejak dini juga
bisa menjadi bekal yang bisa membawa si anak selalu berada di jalan
Allah.
Shalat berjamaah adalah salah satu hal penting agar Allah senantiasa
merahmati rumahtangga yang dibina. Meskipun -misalnya- seorang kepala
keluarga juga mendapat tugas untuk menjadi imam di suatu masjid di luar
rumahnya, tapi ketika kembali ke rumah seyogianya dia tetap siap menjadi
imam bagi isteri dan anak-anaknya. Selain pahala dan manfaat jamaah
sangat banyak, juga menjadi contoh bagi anak-anak bahwa seorang ayah
dengan kesibukannya, tetap punya waktu untuk keluarga.
Demikian juga mendidik anak dalam bergaul dan berteman. Memang kita
tidak boleh membedakan kaya dan miskin dalam mencari teman, tapi memilih
yang akhlaq dan pendidikannya baik adalah suatu hal mutlak, sehingga
anak kita mendapat pengaruh yang baik, bukan sebaliknya.
Ada sebagian pendapat sesepuh kita mengatakan, hendaknya anak-anak kita
jangan dibiarkan berkeliaran di luar pada saat senja atau maghrib.
Ternyata itu memang ada benarnya, karena waktu maghrib sampai isya,
rahmat Allah turun kepada orang-orang yang sedang beribadah, menjalankan
shalat wajib dan sunnah, membaca dan atau mengajarkan Qur'an dan
seterusnya. Jika anak kita tidak di rumah ketika rahmat itu turun,
jelaslah dia tidak akan mendapatkannya.
Semoga kita dipilih Allah menjadi hamba-hambaNya yang selalu mendapat rahmatNya. Amien.
*oleh-oleh ngaji di Ustad al Habib Shaleh Alaydrus pada hari jumat terakhir di bulan Sya'ban 1430 H. semoga bermanfaat*
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !